Baleendah dan Dayeuhkolot Kembali Tergenang
Musim hujan telah tiba, hampir setiap hari hujan terus membasahi bumi Paris Van Java ini. Sampai air di sungai Cienteung dan sungai citarum sudah tidak mampu menampung air dan akhirnya meluapkan air tersebut hingga ke jalan-jalan, rumah, dan berbagai tempat di kecamatan Dayeuhkolot dan kecamatan Baleendah. Dilansir dari detik.com tercatat bahwa pada 6 Februari 2010 sebanyak 6.500 rumah yang berasal dari dua kelurahandi kecamatan Baleendah, kabupaten bandung terendambanjir akibat luapan sungai Citarum. Dan pada tanggal yang sama, jumlah sekolah yang terendam ada tiga sekolah dari dua kelurahan, di kelurahan Andir da dua sekolah dan di Kelurahan Baleendah ada satu sekolah. Saat itu pengungsi dari dua kelurahan itu mencapai 1.998 orang dan mereka ditempatkan di 7 titik.
Dan di daerah yang paling dekat kampus kita, Dayeuhkolot juga merasakan hal yang sama, sehingga dibukalah posko banjir di kecamatan dayeuhkolot dan ditutup pada 11 Februari karena air sudah mulai turun. Ternyata dua hari setelah penutupan posko itu, hujan terus turun dan pada 13 Februari 2010 air kembali naik, kali ini air meningkat hingga 40 cm. Sehingga PMI yang bekerjasama dengan rekan-rekan KSR PMI unit IT Telkom kembali membuka posko banjir, tapi kali ini posko tersebut didirikan di PLN Dayeuhkolot. Banjir ini mengakibatkan jumlah pengungsi kembali meningkat, pada 14 Februari 2010, data KSR PMI unit IT Telkom menunjukkan bahwa ada 710 korban yang mengungsi yang terbagi menjadi 9 titik. Yaitu Posko RW14 189 jiwa, masjid hidayatul Islam 101 jiwa, Masjid Al-hilmi RW14 93 jiwa, masjid PLN dayeuhkolot 42 jiwa, Madrasah 10 jiwa, koramil 25 jiwa, kantor kecamatan Dayeuhkolot 35 jiwa, Masjid Argadinata 67 jiwa, Mustofa 148 jiwa.
Bencana itu mulai terjadi sebelum kita melakukan registrasi semester genap, saat kebanyakan dari mahasiswa di kampus kita pulang ke kampung halaman untuk menikmati liburan. Tetapi berbeda dengan yang lain, saat itu dengan sigap teman-teman kita di Korps Sukarela PMI unit IT Telkom(KSR PMI unit IT Telkom) bersama dengan PMI Kebupaten Bandung terjun untuk membantu para korban banjir, mulai dari proses assestment(pendataan) korban dan pendirian Dapur Umum(DU). Mereka seakan lupa dengan masa liburan kulyah. Teman-teman di Dapur Umum memasak dua kali dalam sehari, mulai jam14.00 untuk menediakan makan malam dan jam02.00 untuk menyediakan makan pagi. Sampai 14 Februari 2010, data bantuan yang masuk ke KSR PMI unit IT Telkom berupa tenaga dari teman-teman BEM, SKI, dan beberapa relawan yang membawa nama pribadi dan bantuan berupa uang dari DPM Rp 107.300, HMTI Rp 530.000, NN Rp 500.000, dan data-data tersebut bisa dilihat di depan sekre KSR, karen data di depan sekre tersebut setiap harinya terus diupdate.
Menariknya, teman-teman relawan menyedikan makanan bagi orang-orang yang sesungguhnya tidak mereka kenal. Yang pasti mereka merelakan waktu untuk orang lain. Terutama pada dini hari, ketika kebanyakan kita sedang berselimut dari kedinginan, tapi rekan-rekan relawan sudah stand by di posko untuk memulai masak. Apa yang mereka cari?
“Ketika pertama kali jadi relawan, saya bingung mau membantu apa? Tapi ternyata ketika kita sudah memiliki niat, pasti ada yang bisa kita lakukan, walaupun hanya memasukkan telur ke dalam bungkusan nasi, tapi itu ternyata bisa membuahkan sesuatu yang berguna untuk orang lain, apalagi ketika melihat senyum mereka, seakan semua capek kita tidak ada apa-apanya.” Kata Andri, pengurus BEM 2010 staf Departemen Pengabdian Masyarakat yang dua kali ikut menjadi relawan di posko banjir ini.
Itu adalah salah satu ungkapan seorang relawan yang padahal beliau baru pertama kali turun pada bencana banjir. Ya, kepuasan untuk memberi, kepuasan karena sudah melakukan hal berguna untuk orang lain, dan kepuasan batin, ternyata itulah yang mereka cari. Ternyata, apabila kita mau sedikit peduli, sebenarnya begitu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk orang lain sesuai kemampuan kita, yang di Lab mungkin membuat riset untuk masyarakat dan yang di organisasi semakin mengabdikan diri untuk memudahkan langkah orang lain. Mari terus berjuang untuk jadi orang yang berguna untuk orang lain, agar kita bisa terus memberikan manfaat untuk orang lain.
Dan ternyata, pada 15 Februari 2010, banjir meluap hingga di daerah sekitar IT Telkom, data yang masuk sampai pukul 21.40, ada 33 KK di wilayah RT04 RW15 yang menjadi korban, dan sebelumnya pada pukul 21.30, teman-teman BEM, KSR, dan Astacala mengadakan pertemuan tentang Tim Tanggap Bencana, hingga merumuskan beberapa langkah untuk membantu saudara-saudara kita tersebut. Sekarang saatnya kita semua bersinergi dan bergerak untuk membantu saudara-saudara kita!
Terus Berjuang!
Terus Menginspirasi!
Salam Perjuangan Para Pemuda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar