Berikut adalah tulisan saya dan kawan-kawan Astacala ketika simulasi Perjalanan Wajib Angkatan Lembah Hujan.
Tentang Dayeuhkolot, ada tiga bagian, enjoy it!
Peta Dayeuhkolot di Google map |
1. Sejarah Dayeuhkolot
Dayeuh
Kolot merupakan sebuah kecamatan yang terletak di selatan Bandung,Jawa Barat.
Namun siapa yang menyangka,pada jaman dahulu,tepatnya tahun 1670 ternyata
dayeuh kolot pernah menjadi sebuah pusat pemerintahan dan dijadikan ibukota Jawa Barat.Namun nama daerahnya pada masa
tersebut bukanlah dayeuh kolot, melainkan karapyak yang artinya nama rakit
penyebrangan yang dibuat dari batangan bamboo.Bermula dari sungai citarum
,sungai besar yang mengalir dari kaki gunung geulis,keadaan tanah sungai
tersebut yang landai memungkinkan
orang-orang berlalu lalang dengan ramai dengan mempergunakan rakit
penyebrangan. “Dengan keadaan yang semakin ramai di daerah sekitar sungai
tersebut maka daerah tersebut menjadi daerah pusat perdagangan”seperti yang
dikemukakan Pak Kosim,salah seorang warga desa dan juga mantan kepala desa
dayeuh kolot.
Pada
perkembangan selanjutnya daerah ini dikuasai oleh kerajaan mataram. Pada tahun
1632 terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh dipati ukur,dan menyebabkan
kekosongan di daerah priangan.Menyadari hal ini,Sultan Agung yang memimpin
kerajaan tersebut membagi kerajaan tersebut menjadi tiga kabupaten yang
masing-masing dipimpin oleh seorang bupati. Alasan pembagian daerah ini
dikarenakan untuk menguatkan pertahanan dan untuk menghindari terjadinya
kerusuhan yang mengancam kekuasaan kerajaan Mataram seperti yang dilakukan oleh
dipatiukur.Daerah itu adalah Bandung,Sukapura,dan Parakmuncang.
Selanjutnya,
Sultan Agung menunjuk tiga orang untuk meminpin ketiga daerah tersebut.
Tumenggung wirangunangun sebagai bupati bandung,tumenggung wiradadha sebagai
bupati sukapura,dan Tumenggung Tanubaya sebagai bupati parakmuncang.
Pengangkatan ketiga bupati ini tertulis jelas di dalam piagam sultan agung.
Piagam tersebut merupakan bukti kuat adanya daerah bernama Bandung.
Selanjutnya
Bupati kabupaten Bandung, Tumenggung wirangunangun membangun pusat
pemerintahannya di suatu tempat di sungai citarum di dekat muara sungai
cikapundung. Tempat tersebut adalah karapyak yang kemudian dijadikan ibukota
kabupaten bandung. Alasan dipilhnya tempat yang pertama adalah melihat dari
segi transportasi yang merupakan aspek penting dalam suatu pemerintahan,karena
tempat ini terdapat di tepi sungai citarum,dan pada masa itu transportasi yang
ada hanyalah melalui sungai menggunakan rakit. Kedua daerah ini dekat dengan
sumber air dan tanahnya subur sehingga sangat layak bagi kelangsungan hidup
penduduk.
Setelah
beberapa lama melalui beberapa kejadian
dan pertimbangan tertentu seperti adanya pembangunan jalan Anyer – Panarukan
oleh Daendels yang dapat memudahkan administrasi yang dibutuhkan suatu
pemerintahan selain itu karena daerah Krapyak kerap terkena banjir,pusat
pemerintahan kota bandung dipindahkan ke bagian tengah wilayah bandung. Setelah
pusat pemerintahan dipindahkan, maka segala hal yang berhubungan dengan
pemerintahan dan perekonomian beralih ke daerah baru. Orang-orang lalu menyebut
karapyak sebagai kota lama, oleh karena
itu daerah karapyak sekarang ini disebut sebagai dayeuh kolot,dayeuh yang
berarti kota, dan kolot yang berarti tua.
2. Peninggalan Sejarah
2.1. Monumen Tugu Moh. Toha
Tugu Moh. Toha |
Tugu tampak dekat |
Melihat
dari hasil pencarian data yang kami dapat monumen tugu moh. Toha tersebut
adalah sebuah penghargaan untuk mengenang jasa moh. Toha dan para pahlawan yang
ikut serta dalam proses pembakaran gudang amunisi yang dipahami sebagai
kelemahan Belanda.
Moh.
Toha adalah seorang pejuang yang sangat berjasa besar dalam tragedi bandung
lautan api dari sejarah yang ada beliau merelakan diri sebagai pemicu ledakan
gudang amunisi tersebut dikarenakan sumbu pemicu untuk meledakkan gudang
amunisi tersebut gagal maka moh. Toha sebagai salah satu dari beberapa orang
yang diperintahkan untuk meledakkan gudang senjata tersebut, beliau mengajukan
diri siap untuk meledakkan gudang tersebut bersama dirinya.
2.2. Stasiun Radio Dayeuh Kolot
Penampakan ketika baru masuk |
Jika
kita menengok sejarah masa lampau,tentunya tidak luput dengan namanya
peninggalan sejarah dan hal tersebut dapat berupa bangunan bersejarah maupun
peralatan yang digunakan pada masa itu. Pada pembahasan sejarah ini, penulis
akan menyampaikan suatu peninggalan kecil yang berada di kabupaten bandung
tepatnya di jalan radio palasari kecamatan dayeuh kolot. Peninggalan masa
sejarah yang sekarang di alih fungsikan sebagai “Stasiun Radio Pemancar Dayeuh
Kolot” itu dahulunya memiliki kurang lebih 13 menara yang berdiri disekitar
stasiun radio tersebut ,menaras tersebut digunakan untuk memancarkan hubungan
telegraph dan teleponi radio. Dari dayeuh kolot pula “Berita Proklamasi
Kemerdekaan RI” untuk pertama kali disiarkan keluar negeri. Sampai saat ini
masih tersisa 2 menara yang bertepat di kampus Institut Teknologi Telkom.
Dari
beberapa sumber menyatakan, Stasiun radio dayeuh kolot mulai didirikan pada
tahun 1993. Jika kita meilhat dari gerbang bangunan tersebut, efek bangunan
masa lampau masih melakat erat di banguan itu dengan tiang bendera yang berdiri
kokoh serta merah putih yang berkibar menambah suasana bangunan masa sejarah
yang kental. Dan disamping kiri gedung tua itu terdapat satu menara
telekomunikasi yang digunakan oleh operator – operator telekomunikasi saat ini.
Dari penjelasan narasumber, tempat saat ini menara didirikan dahulunya
merupakan tempat salah satu dari ke-13 menara yang di bangun oleh belanda.
Menelisik
lebih ke dalam gedung tesebut, sudah banyak perubahan yang terjadi di dalamnya.
Antara lain perubahan yang mencolok adalah peralatan telekomunikasi yang sudah
tiada kemana atau entah di museumkan oleh pemerintah. Tidak ada data yang jelas
yang kami dapatkan dari keberadaan alat telekomunikasi itu saat ini. Satu
perubahan yang paling mengganjal menurut saya dari bangunan itu adalah adanya
satu lapangan olah raga di dalam bangunan tersebut yang mana tidak mencerminkan
bangunan masa sejarah waktu itu. Bangunan itu dulunya juga disebut dengan
“Bengkel Dayeuh Kolot” yang merupakan tempat meraparasi peangkat telekomunikasi
tempo dulu.
Salah satu menara yang masih ada |
BTS
yang sekarang Bangunan tua itu sekarang di miliki oleh perusahaan BUMN.
PT.Telkom Indonesia yang memegang kontrol didalamnya. Di stasiun radio tersebut
tidak hanya operator Telkom yang beroperasi di dalamnya, operator
telekomunikasi GSM seperti telkomsel juga menyewa tempat tersebut untuk
keperluan telekomunikasinya. Hal tesebut seperti yang telah diungkapkan oleh penjaga
dari bangunan tersebut.
tampak pintu masuk |
Tampak lebih dalam |
Lapangan olahraga |
Pintu Belakang |
Berdasarkan
sepengetahuan beberapa warga Dayeuh Kolot, adat istiadat di daerah mereka tidak
terlalu mencolok, sama seperti adat sunda umumnya. Karena mungkin warga
Dayeuhkolot sendiri sudah tercampur dengan warga luar yg bukan asli Dayeuh
Kolot. Tapi meskipun tidak banyak ciri khas yang mencolok dari adat Dayeuh
Kolot sendiri kita masih bisa menemukan beberapa kegiatan yang masih di
jalankan sampai sekarang meskipun sudah jarang ditemui seperti pencak silat,
wayang golek, debus dan beberapa tarian yang sering ditampilkan saat ada acara
hajatan di sekitar Dayeuh Kolot sendiri. Karena ada pengaruh budaya asing yang masuk dari luar juga, di akhir hajatan
sering ditampilkan acara musik dangdut, begitu penjelasan dari Pak Wendy
dan Ny Saidah yang biasa sering kita
sapa “EmaK”.
Adapun kegiatan warga dayeuhkolot yang sudah
dilakukan secara turun temurun yang bisa dikatakan adat mereka yaitu pengajian.
Perbedaan pengajian warga dayeuhkolot dengan pengajian lainnya yaitu, setiap
1-2 bulan beberapa warga dayeuhkolot berkumpul untuk mengaji di mesjid yang ada di dekat rumahnya, dan setiap
setahun sekali seluruh warga dayeuhkolot berkumpul semuanyamengadakan pengajian
di mesjid terbesar di dekat rumah mereka.
Ikuti juga tentang Dayeuhkolot pada part 2 dan part 3. Semoga bermanfaat. :)
Tugu Moh. Toha itu sudah tidak asli.bahkan miripun tidak.
BalasHapusDulu Tugu Pahlawan Mohammad Toha ramai dikunjungi.
BalasHapusSetelah dirubah. hanya tinggal setumpukan karya seni
Yang tidak bermakna dan tdk ada yg peduli.
Disitulah bedanya antara nilai sejarah dan seni.
Sebetulnya siapa yg lebih tdk menghagai sejarah?