Letak Dayeuhkolot |
Dayeuhkolot,
sebuah kecamatan yang terletak di Bandung Selatan, sebuah daerah yang namanya
sangat melambung lebih karena merupakan daerah rawan banjir ini ternyata
memiliki sisi-sisi lain yang cukup menarik. Terdapat 6 desa/kelurahan yang
tergabung dalam wilayah teritorial kecamatan Dayeuhkolot, yang terdiri dari
desa Pasawahan, Dayeuhkolot, Citeureup, Cangkuang Wetan, Cangkuang Kulon, dan
Sukapura. Dengan luas 1.114,677 ha, saat ini Dayeuhkolot telah menampung
sebanyak 29.221 kepala keluarga yang terdiri dari 50.656 laki-laki dan 51.184
perempuan yang didalamnya tidak hanya penduduk pribumi tapi juga banyak
pendatang yang masuk ke daerah ini. Sedangkan kondisi kepadatan penduduk 9136,279
jiwa/km2, Dayeuhkolot tergolong sebagai daerah yang sangat padat.
Walaupun Dayeuhkolot merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan langsung
dengan kota Bandung, tapi tetaplah saja hal ini cukup mengagetkan karena
mengingat Daeuhkolot berada di wilayah kabupaten bukan di area kota. Salah satu
potensi sumber daya manusia di Dayeuhkolot yang dapat dimaksimalkan adalah
jumlah penduduk yang berada di usia produktif yang sangat mendominasi, yaitu
53,39% atau menyentuh angka 54371 orang. Apabila penduduk di usia produktif
dapat dimanfaatkan dengan baik, maka tentu saja hal ini dapat menjadi ujung
tombak perwujudan Dayeuhkolot yang maju dan sejahtera, tapi bila pemudanya
terjebak dalam urusan pribadi dan lebih berafiliasi kepada kehidupan hedonisme,
tak terelakkan lagi bahwa penduduk di usia produktif itu akan menjadi beban bagi
daerah ini.
Proses pembuatan kain |
Dalam
catatan kecamatan Dayeuhkolot, tercatat bahwa jumlah penduduk mutasi yang
disebabkan karena datang di 2011 menyentuh angka 116 orang. Dengan jumlah industri
besar dan menengah sebesar 67 buah dan telah mampu menyerap tenaga kerja 20.271
orang dari dalam dan luar Dayeuhkolot, angka mutasi datang di 2011 bisa menjadi
sebuah pemakluman. Ditambah lagi Industri kecil sebanyak 129 buah yang mampu
menyerap tenaga kerja 6.396 orang serta industri rumah tangga sebanyak 461 buah
yang mampu menyerap 1.012 orang, maka sangat wajar bila dikatakan bahwa
kecamatan Dayeuhkolot termasuk sebagai wilayah industri. Tetapi ironinya, banyaknya
indsutri yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar ternyata belum mampu
menjadi motor penggerak perwujudan kehidupan yang sejahtera pada warga kecamatan
Dayeuhkolot, ini terbukti dengan masih sangat rendahnya Upah Minimum Kota/kabupaten
(UMK) di kabupaten Bandung, yaitu Rp 1.233.000 per bulan, dan wawancara saya
dengan beberapa pekerja di pabrik besar dan menengah di kecamatan Dayeuhkolot,
ternyata masih banyak pekerja yang mendapat gaji per bulan di bawah UMK, ada
yang hanya mendapatkan gaji Rp 500.000 per bulan, Rp 700.000 per bulan dan
variasi gaji yang lain. Belum lagi penerapan sistem outsource yang sangat
merugikan pekerjanya, bahkan tidak sedikit yang dipecat menjelang Lebaran untuk
menghindari pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).
Selain menjadi kawasan industri,
Kecamatan Dayeuhkolot yang memiliki luas tanah sawah sebesar 88.177 ha yang
semuanya menggunakan sistem irigasi sederhana juga menjadi salah satu tempat
mata pencaharian utama warganya. Dari luas tanah sawah itu, tercatat ada 2.938
orang petani pemilik tanah, petani penggarap tanah 10.201 orang, petani
penggarap/penyekap 3.332 orang, serta buruh tani sebanyak 1.051 orang. Dari
data diatas, dapat terlihat bahwa setiap petani pemilik tanah memiliki tanah
rata-rata 30 ha, ini membuktikan bahwa ternyata petani yang memiliki modal
besarlah yang menguasai pertanian di daerah kecamatan Dayeuhkolot. Apabila hal
ini dibiarkan dapat menyebabkan jarak antara miskin dan kaya semaki jauh, hal
ini dapat berdampak besar pada beberapa sisi kebutuhan dasar masyarakat seperti
sisi sandang, pangan, dan papan yang semakin timpang.
Kondisi pasar Dayehukolot |
Kecamatan
Dayeuhkolot memiliki 3 pasar utama, hal ini salah satu yang mendorong 9.865
warga masyarakat Dayeuhkolot untuk menjadikan berdagang sebagai mata
pencaharian mereka. Pasar inilah yang selama ini menjadi tonggak ekonomi di
kecamatan Dayeuhkolot, karena sebagian besar warganya melakukan bisnis secara
riil bukan non-riil yang berbentuk saham. Ketika transaksi jual-beli lebih
banyak dilakukan di pasar atau tempat yang langsung mempertemukan penjual dan
pembeli hal ini dapat mempercepat laju ekonomi, karena meminimalisir para
pemilik modal besar.
Untuk bagian polkam Dayeuh kolot
memiliki jumlah anggota hansip se kecamatan sebanyak 120 orang, jumlah Pos
Kamling atau Ronda sebanyak 174 buah dan tidak mempunyai anggota Menwa serta
Kamra. Bencana kebakaran pernah melanda kecamatan Dayeuhkolot, bencana ini
terjadi di Kampung Babakan Sangkuriang RT 1 RW 3 Desa/Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung, yang mengakibatkan 61 jiwa atau dua belas kepala keluarga
mengungsi ke Masjid As Syuhada dan satu rumah kosong. Api itu menghanguskan
sepuluh rumah kontrakan dikawasan itu, diduga api berasal dari tungku kayu
salah seorang penghuni rumah yang kemudian menjalar dengan cepat dengan bantuan
angin hingga membakar rumah sekitarnya.
Sangat
jelas, bahwa Kecamatan Dayeuhkolot bukan hanya daerah yang melambungkan namanya
dengan Banjir tapi juga memiliki sisi yang lain seperti industri, kepadatan
penduduknya, dan sisi ekonominya.
Selesai :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar