Catur,
itu nama panggilan yang biasa teman-teman sematkan kepadaku. Dihari pertama
masuk Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1996, saya yang tidak bersekolahdi Taman
Kanak-kanak (TK), diminta untuk menggambar sesuatu, sempat bengong beberapa
saatkarena bingung akan menggambar apa? Tidak punya latar belakang menggambar
sekali, wajah pucat, tampak begitu stress ketika diminta menggambar. Akhirnya
saya memutuskan untuk menggambar hal yang menurut saya sederhana, Bungkus R*kok,
sebuah kotak yang diwarnai merah dan diberi tulisan merk, itu adalah gambar
pertama saya yang sangat sederhana di sekolah formal. Pasca itu, kegiatan
menggambar selalu menjadi sebuah beban tersendiri bagi saya, sehingga banyak
menghindari kegiatan menggambar bahkan hingga menginjakkan kaki di bangku
Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), ketika
kuliahpun tidak ada aktifitas yang berhubungan dengan menggambar kreatif, hal
itu memberi kesan bahwa “Saya tidak bisa dan tidak berbakat menggambar.”
Ketika
mulai masuk Pelatihan Calon Pengajar Muda VIII Indonesia Mengajar, menggambar
menjadi hal yang sangat umum dilakukan, untuk mengilustrasikan ide, solusi atas
sebuah pernasalahan, dll.Saya menyadari bahwa, menggambar akan menjadi
kebutuhan yang cukup penting selama setahun kedepan ketika penugasan di daerah,
dan sudah seharusnya juga berhenti untuk terus menghindar. Saya mulai
bersahabat dengan dunia menggambar, senantiasa berusaha terlibat dalam
menggambar, baik dengan mewarnai ataupun menggambar hal yang sederhana.
Pada
minggu ketiga pelatihan Calon Pengajar Muda VIII Indonesia Mengajar, kegiatan
berfokus kepada metode belajar kreatif dimana kegiatan yang dilakukan banyak berkaitan
dengan dunia menggambar.Berujung pada saat materi tematik, kelompok dibagi
menjadi dua orang, dimana saya mendapat bagian untuk menggambar Big Book. Kami berdua diminta untuk
menggambar, sehingga tidak ada pilihan lagi bahwa saya memang harus menggambar.
Di titik itu, saya berusaha membebaskan diri
untuk menggambar dan menikmati prosesnya. Secara hasil mungkin big book itu biasa saja, tetapi saya
sangat menikmati proses pencurahan emosi di gambar itu. Saya semakin menyadari
bahwa, bukan masalah tentang berbakat atau tidak dalam menggambar, tapi kemauan
untuk terlibat dalam berproses.
Oleh: Muhammad Catur Saifudin, @catur_ms
Tidak ada komentar:
Posting Komentar